Makalah Anorganik I (Sistem Periodik Unsur)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
subhana wa ta’ala ,bahwa penulis telah menyelesaiakan tugas mata kuliah
Anorganik dengan membahas materi “Sistem periodik unsur”.
Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau
makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Sehingga, penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis juga
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam memberikan informasi tentang materi yang terkait.
Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan dan menjadi motifasi,khususnya bagi penulis.
Gorontalo, 13 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Periodik Unsur........................................................................... 2
2.2 Sejarah Sistem Periodeik Unsur.............................................................................. 4
2.3 Unsur Utama dan Unsur Transisi............................................................................ 9
2.4 Sifat Sistem Keperiodikan Unsur............................................................................ 15
2.5 Unsur Logam, Non Logam dan Methaloid............................................................. 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 22
3.2 Saran........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampai saat ini sudah ditemukan 115
macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur. Ketika unsur yang
di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga
unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha para ahli
tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik
unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai
sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali
unsur-unsur yang kini jumlahnya 155 macam.
Latar belakang pembuatan makalah ini
adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik unsur, mempelajari
sifat-sifat unsur periodik tersebut serta mengenali lebih jauh mengenai Sistem
Periodik Unsur.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem periodik unsur?
2. Bagaimana perkembangan sistem periodik unsur?
3. Apa yang dimaksud dengan unsur logam dan non logam?
4. Apa yang saja yang termasuk pada sifat keperiodikan unsur?
5. Apa yang dimaksud dengan unsur logam, non logam dan methaloid?
1.3
Tujuan
1.
Menjelaskan yang
dimaksud dengan sistem periodik unsur?
2.
Menjelaskan
perkembangan sistem periodik unsur?
3.
Menjelaskan yang
dimaksud dengan unsur logam dan non logam?
4.
Menjelaskan yang saja
yang termasuk pada sifat keperiodikan unsur?
5.
Menjelaskan yang
dimaksud dengan unsur logam, non logam dan methaloid?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Sistem Periodik Unsur
Ahli kimia mengklasifikasikan jutaan zat ke dalam unsur, senyawa,
dan campuran. Pada awalnya unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan
sifat. Selanjutnya, seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan
oleh para ahli maka unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat dan
kenaikan massa atom.
Sistem periodik memperlihatkan pengelompokkan atau susunan
unsur-unsur dengan tujuan mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat berbagai
unsur yang berubah secara periodik.
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam
unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur. Jika unsur-unsur itu
tidak diorganisir secara tepat, maka akan mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi dan mempelajari unsur-unsur. Oleh karena itu, sejak dulu ada
upaya menggolongkan unsur berdasarkan sifat yang diamatinya. Sifat yang mirip
dari berbagai unsur dihimpun ke dalam satu kelompok, sedangkan sifat yang beda
dipisahkan dan dikelompokkan ke dalam himpunan yang lain.
1.
Golongan
Golongan adalah susunan unsur-unsur kimia dalam sistem
periodik unsur ke arah tegak (vertikal). Penentuan golongan berdasarkan
kemiripan sifat dimiliki unsur tersebut. Unsur-unsur yang berada dalam satu
golongan memiliki sifat-sifat yang mirip. Golongan-golongan dalam sistem
periodik unsur antara lain:
1)
Golongan IA terdiri dari H, Li, Na, K, Rb,Cs,Fr;
2)
Golongan IIA terdiri dari Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra;
3)
Golongan IIIB terdiri dari Sc, Y, deret Lantanida dan
Aktinida
4)
Golongan IVB terdiri dari Ti, Zr, Hf, Rf;
5)
Golongan VB terdiri dari V, Nb, Ta, Db;
6)
Golongan VIB terdiri dari Cr, Mo, W, Sg;
7)
Golongan VIIB terdiri dari Mn, Tc, Re, Bh;
8)
Golongan VIIIB terdiri dari Fe, Ru, Os, Hs, Co, Rh, Ir, Mt,
Ni, Pd, Pt, Ds;
9)
Golongan IB terdiri dari Cu, Ag, Au, Rg;
10) Golongan IIB terdiri dari Zn, Cd,
Hg, Cn;
11) Golongan IIIA terdiri dari B, Al,
Ga, In, Ti;
12) Golongan IVA terdiri dari C, Si, Ge,
Sn, Pb;
13) Golongan VA terdiri dari N,P, As,
Sb, Bi;
14) Golongan VIA terdiri dari O,
S,Se,Te, Po;
15) Golongan VIIA terdiri dari F, Cl,
Br, I, At;
16) Golongan VIIIA terdiri dari He, Ne,
Ar,Kr, Xe Rn;
2.
Periode
Periode adalah susunan unsur-unsur kimia dalam sistem periodik unsur arah
mendatar (horizontal). Penentuan periode berdasarkan persamaan jumlah kulit
elektron pada unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur yang berada dalam satu periode
memiliki jumlah kulit elektron yang sama. Golongan-golongan dalam sistem
periodik unsur antara lain
1)
Periode 1 terdiri dari 2 unsur
2)
Periode 2 terdiri dari 8 unsur
3)
Periode 3 terdiri dari 8 unsur
4)
Periode 4 terdiri dari 18 unsur
5)
Periode 5 terdiri dari 18 unsur
6)
Periode 6 terdiri dari 32 unsur yaitu 18 unsur dan 14 unsur
lagi merupakan deret lantanida
7)
Periode 7 terdiri dari 23 unsur (yang belum lengkap). Pada
periode ini terdapat deret laktanida
2.2
Sejarah Sistem
Periodik Unsur
Sistem periodik
adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas secara
berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat
unsurnya.
Robert Boyle
adalah orang pertama yang memberikan tentang definisi bahwa unsur adalah suatu
zat yang tidak dapat lagi dibagi-bagi menjadi dua zat atau lebih dengan cara
kimia. Sejak itu orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur mempunyai sifat
yang jelas dan ada kemiripan diantara sifat-sifat unsur itu.
1.
Pengelompokkan Unsur Menurut Antoine
Lavoisier
Setelah Boyle memberi penjelasan tentang konsep
unsur, Lavoiser pada tahun 1769 menerbitkan suatu daftar unsur-unsur. Lavoiser
membagi unsur-unsur dalam unsur logam dan non logam. Pada waktu itu baru
dikenal kurang lebih 33 unsur. Pengelompokan ini merupakan metode paling
sederhana , dilakukan. Pengelompokan ini masih sangat sederhana karena antara
unsur – unsur logam sendiri masih banyak perbedaan.
Perbedaan Logam dan Non Logam
Logam
|
Non Logam
|
1.
Berwujud padat pada suhu kamar
(250), kecuali raksa (Hg)
2.
Mengkilap jika digosok
3.
Merupakan konduktor yang baik
4.
Dapat ditempa atau direnggangkan
5.
Penghantar panas yang baik
|
1.
Ada yang berupa zat padat, cair,
atau gas pada suhu kamar
2.
Tidak mengkilap jika digosok,
kecuali intan (karbon)
3.
Bukan konduktor yang baik
4.
Umumnya rapuh, terutama yang
berwujud padat
5.
Bukan penghantar panas yang baik
|
Ternyata,
selain unsur logam dan non-logam, masih ditemukan beberapa unsur yang memiliki
sifat logam dan non-logam (unsur metaloid), misalnya unsur silikon, antimon,
dan arsen. Jadi, penggolongan unsur menjadi unsur logam dan non-logam masih
memiliki kelemahan.
Kelebihan & kekurangan unsur
menurut antoine lavoisier
·
Kelebihan :
Sudah
Mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat kima, sehingga bisa dijadikan
referensi bagi ilmuwan setelahnya
·
Kelemahan :
Pengelompokannya
masih terlalu umum
2.
Pengelompokkan unsur menurut johann wolfgang
dobereiner
Dobereiner adalah orang pertama menemukan
hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya. Unsu-unsur
dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Setiap kelompok terdiri
atas tiga unsur, sehingga disebut triade. Di dalam triade, unsur ke-2
mempunyai sifat-sifat yang berada di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki
massa atom sama dengan massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.
Jenis Triade :
· Triade
Litium(Li), Natrium(Na), Kalium(k)
· Triade
Kalsium(Ca), Stronsium(Sr), Barium(Br)
· Triade
Klor(Cl), Brom(Br), Iodium(I)
Tabel pengelompokan unsur-unsur menurut Triade
Dobereiner
Kelebihan &
kekurangan pengelompokkan unsur menurut johann wolfgang dobereiner
· Kelebihan :
Keteraturan setiap unsur yang sifatnya mirip
massa atom (Ar) unsur yang kedua (Tengah) merupakan massa atom rata -rata di
massa atom unsur pertama dan ketiga
· Kekurangan
Kurang efisien karena ada beberapa unsur lain
yang tidak termasuk dalam kelompok Triade padahal sifatnya sama dengan unsur di
dalam kelompok triade tersebut.
3.
Pengelompokan Unsur Menurut John Newlands
Triade Debereiner mendorong John Alexander
Reina Newlands untuk melanjutkan upaya pengelompokan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom dan keterkaitannya dengan sifat unsur.
Menurut Newlands, jika unsur-unsur diurutkan
letaknya sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat unsur akan
terulang pada tiap unsur kedelapan. Keteraturan ini sesuai dengan pengulangan
not lagu (oktaf) sehingga disebut Hukum Oktaf (law of octaves). Tabel
berikut menunjukkan pengelompokan unsur berdasarkan hukum Oktaf Newlands.
· Kelemahan :
Dalam
kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan
unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat
besar.
4.
Pengelompokan Unsur Menurut Dmitri
Mendeleev
Dmitri
Ivanovich Mendeleev pada tahun 1869 melakukan pengamatan 63 unsur yang sudah
dikenal dan mendapatkan hasil bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
massa atom relatifnya. Sifat tertentu akan berulang secara periodik apabila
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Mendeleev
selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur
vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan
massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode.
Tabel pengelompokan menurut Mendeleev
Kelebihan dan kelemahan:
· Kelebihan :
- Sistem Periodik
Mendeleev menyediakan beberapa tempat kosong untuk unsur-unsur yang belum
ditemukan.
- Meramalkan
sifat-sifat unsur yang belum diketahui.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang ditemukan ternyata cocok dengan prediksi Mendeleev.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa unsur yang ditemukan ternyata cocok dengan prediksi Mendeleev.
· Kelemahan :
- Masih terdapat
unsur – unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang massanya
lebih kecil.
- Adanya
unsur-unsur yang tidak mempunyai kesamaan sifat dimasukkan dalam satu
golongan, misalnya Cu dan Ag ditempatkan dengan unsur Li, Na, K, Rb dan Cs.
golongan, misalnya Cu dan Ag ditempatkan dengan unsur Li, Na, K, Rb dan Cs.
- Adanya
penempatan unsur-unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom.
5.
Pengelompokkan Unsur Menurut Henry
Moseley
Tabel periodik Mendeleev dikemukakan sebelum
penemuan struktur atom, yaitu partikel-partikel penyusun atom. Partikel
penyusun inti atom yaitu proton dan neutron, sedangkan elektron mengitari inti
atom. Setelah partikel-partikel penyusun atom ditemukan, ternyata ada beberapa
unsur yang mempunyai jumlah partikel proton atau elektron sama, tetapi jumlah
neutron berbeda. Unsur tersebut dikenal sebagai isotop. Jadi, terdapat atom
yang mempunyai jumlah proton dan sifat kimia sama, tetapi massanya berbeda
karena massa proton dan neutron menentukan massa atom.
Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan
oleh massa atom, tetapi ditentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut.
Jumlah proton menyatakan nomor atom. Dengan demikian sifat-sifat unsur
ditentukan oleh nomor atom. Keperiodikan sifat fisika dan kimia unsur disusun
berdasarkan nomor atomnya. Pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan hasil
percobaan Henry Moseley pada tahun 1913. Menurut Moseley, sifat-sifat
kimia unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika
unsur-unsur diurutkan berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat unsur akan berulang secara periodik.
Susunan periodik yang disusun oleh Moseley akhirnya
berkembang lebih baik sampai didapatkan bentuk yang sekarang ini dengan mengikuti
hukum periodik bahwabila unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka
sifat unsur akan berulang secara periodik.
Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik
bentuk panjang, terdapat lajur mendatar yang
disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.
2.3
Unsur Utama dan
Unsur Transisi
2.3.1
Unsur Utama
Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang identik, melainkan hanya mirip.Unsur-unsur tersebut mungkin
mempunyai sifat yang sama, tetapi kadarnya berbeda. Salah satu sifat unsur
logam alkali (golongan IA), yaitu bereaksi dengan air. Akan tetapi, kecepatan
reaksinya berbeda.Dari atas ke bawah, unsur-unsur itu bereaksi makin
dahsyat.Satu hal yang harus disadari bahwa setiap unsur mempunyai sifat khas
yang membedakannya dari unsur lainnya.Pengelompokan unsur dalam satu golongan
dapat dibandingkan dengan pengelompokan makhluk hidup. Misalnya, keluarga
kucing yang meliputi kucing rumah, harimau, dan singa. Setiap anggota keluarga
itu berbeda satu dengan yang lain, tetapi jelas merupakan satu kelompok jika
dibandingkan dengan keluarga lain, misalnya keluarga gajah. Untuk melihat
kemiripan sifat diantara unsur segolongan, maka dilihat dari beberapa golongan
berikut:
1.
Golongan IA
(Logam Alkali)
Unsur-unsur golongan IA, yaitu lithium, natrium, kalium,
rubidium dan cesium, kecuali hidrogen. Disebut logam alkali karena unsur
tersebut membentuk basa yang larut dalam air. Semua logam alkali tergolong
logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus, dapat diiris dengan pisau)
dan ringan (massa jenis Li, Na, dan K kurang dari 1 g ).Kereaktifan logam alkali bertambah dari litium ke
fransium. Logam alkali mempunyai 1 elektron valensi yang mudah lepas, sehingga
merupakan kelompok logam yang paling aktif, dapat terbakar di udara, dan
bereaksi hebat dengan air.
Dengan air, Na bereaksi hebat, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi dengan
menimbulkan ledakan; gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan. Li, Na dan
K dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Yang lainnya harus
ditangani dengan menggunakan argon. Dalam air raksa, Natrium dan logam-logam
lainnya larut dengan hebatnya.
Senyawaan Unsur-Unsur Golongan I
a.
Senyawaan Biner
Logam-logam bereaksi langsung dengan sebagian unsur-unsur
menghasilkan senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar diperikan untuk unsur
yang tepat. Yang paling penting adalah oksida, diperoleh dengan pembakaran.
Mereka dengan mudah terhidrolisis oleh air.
b.
Hidroksida
Hidroksidanya putih, merupakan padatan kristal NaOH yang
menyerap air (titik leleh ) dan KOH (titik leleh ). Padatan dan larutan akuanya
menyerap dari atmosfer. Juga larutan
secara bebas dan eksotermis dalam air dan dalam alkohol juga digunakan bilamana
dibutuhkan basa alkali yang kuat.
c.
Garam-Garam Ionik
Garam-garam dari semua asam telah diketahui; biasanya
tidak berwarna, berbentuk kristal, padatan ionik. Warna timbul dari anion-anion
yang berwarna, kecuali bilamana kerusakan diinduksi dalam kisi, misalnya,
dengan radiasi. Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh titik leleh
yang tinggi, oleh hantaran listrik lelehannya, dan kemudahannya larut dalam
air. Bagi garam-garam asam kuat,
garam Li biasanya paling larut dalam
air di antara garam-garam logam alkali, sedangkan bagi asam-asam lemah garam Li biasanya kurang larut daripada garam-garam unsur
lainnya olongan IIA (Logam Alkali Tanah)
2.
Golongan IIA (Logam
Alkali Tanah)
Unsur-unsur golongan IIA terdiri dari: Berillium,
Magnesium, Calsium, Stronsium, Barium, dan Radium. Unsur-unsur ini disebut logam
alkali tanah karena dapat membentuk basa, tetapi senyawa-senyawanya kurang
larut dalam air. Unsur alkali tanah umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa
berupa deposit (endapan) dalam tanah. Logam alkali tanah juga tergolong logam
aktif, tetapi kereaktifannya kurang dibandingkan logam alkali seperiode, dan
hanya akan terbakar di udara bila dipanaskan. Kecuali Berillium, logam alkali
tanah larut dalam air membentuk basa.
Senyawaan-Senyawaan Biner
Halida.
Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida-halida
magnesium dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk hidrat,
seperti juga kelarutannya dalam air, menurun dengan naiknya ukuran, dan
halida-halida Sr, Ba, dan Ra biasanya anhidrat.
Senyawaan lain.
Logam-logam, seperti alkali, bereaksi dengan banyak unsur lain. Senyawaan
seperti fosfida, silisida, atau sulfida sangat ionik dan terhidrolisis dalam
air.
Garam Okso, Ion-Ion dan Kompleks
Semua unsurnya
membentuk garam okso, garam okso Mg
dan Ca seringkali terhidrat. Karbonat-karbonatnya semua agak tidak larut dalam
air.
Dan hasil kali
kelarutannya menurun dengan naiknya ukuran
digunakan dalam bubuk obat lambung untuk menyerap asam.
Hanya Mg dan Ca yang
memperlihatkan kecendrungan yang dapat diterima untuk membentuk kompleks-kompleks dalam larutan, dengan
beberapa perkecualian, ligannya adalah oksigen. Kompleks kelat oksigen,
diantaranya yang terpenting adalah dengan jenis ligan etilendiamintetraasetat
(EDTA), mudah terbentuk dalam larutan akua yang basa.
3.
Golongan IIIA
Unsur-unsur golongan ini
yaitu: aluminium, gallium, indium, dan thallium. Aluminium adalah unsur logam
yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar
dan mika. Gallium dan In terdapat hanya dalam runutan pada batuan Al dan Zn.
Thallium, juga merupakan unsur yang jarang, diperoleh kembali dari debu asap
yang berasal dari pemanggangan pyrit dan batuan sulfida lainnya. Unsur-unsurnya
lebih bersifat logam daripada bor, dan kimiawi senyawaannya lebih ionik. Aluminium adalah logam yang keras, kuat,
dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga tahan
terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada
permukaannya.
Gallium,
indium, dan thallium bersifat lunak, putih dan merupakan logam yang
cukup reaktif, nudah larut dalam asam.
4.
Golongan IVA
Unsur-unsur ini terdiri
dari: silikon, germanium, timah dan timbal. Silikon
hanya yang kedua setelah oksigen dalam kelimpahannya di alam (kira-kira 28%
dari kerak bumi) dan terdapat beragam dalam mineral silikat dan sebagai kuarsa.
Germanium, timah, dan timbal adalah
unsur-unsur yang jarang didapat. Kegunaan yang utama Ge, Sn, dan Pb adalah
sebagai logam-logam, tetapi alkil-timah dan senyawaan timbaldibuat dalam skala
besar. Silikon dan Ge digunakan
sebagai semikonduktor, khususnya dalam transistor. Silikon biasanya agak kurang
reaktif. Germanium agak lebih reaktif daripada silikon. Timah dan timbal diperolehdengan reduksi oksida atau sulfidanya
dengan karbon. Timah dan timbal melarut dalam beberapa asam, dan dapat diserang
secara cepat oleh halogen.
5.
Golongan VA
Unsur-unsur ini terdiri
dari: fosfor, arsen, antimon dan bismuth. Fosfor
terutama berada dalam mineral keluarga apatit.
Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfida. Fosfor benar-benar bukan bersifat logam
dalam kimiawinya, namun As, Sb, dan Bi
memperlihatkan suatu kenaikan kecenderungan sifat logam dan prilaku sebagai
kation. Fosfor diperoleh melalui
reaksi batuan fosfat dengan batu- bara dan pasir dalam suatu pembakar listrik. Arsen, Sb, dan Bi diperoleh sebagai
logamnya melalui reduksi oksidanya dengan karbon dan hidrogen. Logamnya
terbakar pada pemanasan dalam oksigen menghasilkan oksida.
6.
Golongan VIA
Unsur-unsur ini terdiri
dari: sulfur, selenium, tellurium, dan polonium. Unsur-unsur ini ada kemiripan
yang sangat kecil dengan kimiawi oksigen, alasannya adalah:
a.
Sulfur, Se, Te, dan Po
mempunyai keelektronegatifan yang lebih rendah daripada oksigen, yang berarti
bahwa senyawaannya mempunyai sifat kurang ionik.
b.
Bagi sulfur khususnya,
terdapat ikatan ganda.
c.
Valensinya tidak
terbatas pada 2.
d.
Sulfur mempunyai
kecendrungan kuat untuk katenasi.
Sulfur terdapat secara luas di
alam sebagai unsur, dalam bijih sulfida, dan sebagai sulfat. Selenium dan tellurium kelimpahannya
lebih sedikit namun lebih sering terdapat sebagai mineral selenida dan
tellurida dalam bijih sulfida. Polonium terdapat
dalam mineral U dan Th sebagai produk rangkaian peluruhan radioaktif.
7.
Golongan VIIA (Halogen)
Unsur-unsur golongan VIIA merupakan kelompok unsur
nonlogam yang sangat reaktif. Semua unsur haloen bereaksi dengan tipe yang
sama, walaupun kereaktifannya berbeda. Halogen dengan logam membentuk senyawa
yang kita sebut garam. Contohnya NaF, NaCl, NaBr, dan NaI. Oleh karena itu
pula, unsur golongan VIIA disebut halogen
yang artinya pembentuk garam. Kereaktifan unsur halogen berkurang dari F ke I.
Semua unsur halogen (golongan VIIA) berupa molekul diatomik( ), berwarna, dan
bersifat racun. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda,
bromin berwarna merah, dan uap iodin berwarna ungu (iodin padat berwarna hitam.
Fluor terdapat secara meluas,
misalnya sebagai , fluorspar, kryolit,
dan lain-lain. Ia lebih melimpah daripada klor. Fluor paling reaktif secara kimia dari sekalian unsur, dan segera bergabung pada
suhu biasa atau suhu tinggi dengan semua unsur selain ,He, Ne, dan Kr,
seringkali dengan sangat kuat.
Klor terdapat sebagai NaCl,
KCl, Mg dan
sebagainya dalam air laut, danau bergaram, dan sebagai deposit yang berasal
dari penguapan prasejarah danau bergaram. Klor adalah gas yang kehijauan. Ia
melarut sedang dalam air, sambil bereaksi.
Brom terdapat sebagai
bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom adalah cairan
kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut sedang
dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut nonpolar seperti.
Iod terdapat sebagai ioda
dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (Guano). Iod adalah padatan
hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosferia menyublim tanpa
meleleh.
8.
Golongan VIIIA (Gas
Mulia)
Unsur-unsur golonan
VIIIA, yaitu helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon, disebut gas mulia karena semuanya berupa gas yang sangat stabil, sangat sukar bereaksi
dengan unsur lain. Tidak ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur-unsur
tersebut. Unsur gas mulia terdapat di alam sebagai gas monoatomik (atom-atomnya
berdiri sendiri). Menurut para ahli, hal itu disebabkan kulit terluarnya yang
sudah terisi penuh. Kulit terluar yang
terisi penuh menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian, kripton,
xenon, dan radon ternyata dapat “dipaksa” bereaksi dengan beberapa unsur,
sedangkan helium, neon, dan argon hingga sekarang belum berhasil direaksikan.
Gas mulia mempunyai titik cair dan titik didih yang sangat rendah; titik
didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya.
Helium terdapat dalam mineral radioaktif. Gas ini aslinya
terdiri seluruhnya atas peluruhan isotop uranium atau thorium yang memancarkan
partikel . Inti helium inimenerima elektron dari unsur sekitarnya,
mengoksidasinya, dan bila batuannya cukup “impermeable”, helium tetap
diperangkap.
Gas Radon,
yang semua
isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, dicirikan dalam rangkaian
peluruhan dari uranium dan thorium. Na, Ar, Kr, dan Xe diperoleh dengan
fraksionasi udara cair. Kegunaan utama He adalah sebagai cairan dalam
krioskopi. Argon dapat digunakan untuk menyediakan suatu lingkungan yang inert
dalam peralatan laboratorium, dalam pengelasan, dalam lampu listrik yang diisi
gas. Neon digunakan untuk tabung sinar pemutusan muatan.
2.3.2
Unsur Transisi
Unsur-unsur transisi
adalah unsur-unsur yang terdapat di bagian tengah sistem periodik, yaitu
unsur-unsur golongan tambahan (golongan B atau golongan IB, IIB, IIIB, IVB, VB,
VIB, VIIB, dan VIIIB).
Unsur-unsur transisi
mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari Unsur golongan utama,
diantaranya adalah:
1.
Semua unsur transisi
tergolong logam,
2.
Mempunyai kekerasan,
titik leleh, dan titik didih yang relatif tinggi,
3.
Banyak diantaranya
membentuk senyawa-senyawa berwarna.
Jadi, unsur transisi
disebut dengan unsur Sc sampai Zn atau unsur blok d.
2.4
Sifat Sistem
Periodik Unsur
Berikut sifat-sifat sistem periodik unsur.
1.
Jari-Jari Atom
Jari-jari atom
adalah jarak inti atom sampai kulit terluar. Sifat-sifat periodik unsur
berdasarkan jari-jari atomnya sebagai berikut.
a
Unsur
segolongan dalam tabel sistem periodik, semakin ke bawah, jumlah kulitnya
semakin banyak, sehingga jari-jari atom akan semakin besar.
b
Jari-jari atom
unsur-unsur seperiode dalam tabel sistem periodik, semakin ke kanan semakin
kecil. Hal ini terjadi karena jumlah elektron semakin ke kanan semakin banyak
yang menyebabkan gaya tarik elektron semakin kuat.
Jari-jari atom adalah setengah jarak inti dua atom yang
sama dalam ikatan tunggal. Jari-jari atom unsur logam diukur dari jarak dua
atom kristal padatnya, sedangkan unsur non logam dari panjang ikatan kovalen
tunggal.
Dalam suatu golongan, unsur mempunyaielektron valensi
sama, tetapi jumlah kulitnya bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari
atom bertambah dari atas ke bawah, contohnya Na (1,90) dan KI(2,35).
2.
Energi Ionisasi
Energi ionisasi (energy ionization) adalah energi minimum
yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada
keadaan dasarnya. Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang
diperlukan untuk memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya, atau bagaimana
“eratnya” elektron terikat dalam atom. Makin besar energi ionisasi, makin sukar
untuk melepaskan elektronnya. Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan energi
ionisasinya sebagai berikut.
a. Unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah energi
ionisasinya akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke bawah, gaya
tarik inti semakin lemah, sehingga eletron akan mudah lepas.
b.
Energi ionisasi
unsur dalam satu periode, semkain ke kanan akan semakin besar, kecuali energi
ionisasi sebagai berikut.
- Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan IIA lebih
besar daripada unsur golongan IIIA yang berada dikanannya
- Unsur-unsur yang berada dalam golongan
VA lebih besar daripada unsur golongan VIA yang berada di kanannya.
Berdasarkan hukum coloumb, daya tarik inti atom terhadap
elektronnya (F) berbanding terbalik dengan jarak (r) pangkat dua.
Bila jarak itu makin
kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energi ionisasi makin besar.
Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin kecil. Dari
kepriodikan telah diketahui bahwa dalam satu perioda,
jari-jari
berkurang dari kiri ke kanan. Sudah tentu energi ionisasi pertama bertambah
dari kiri ke kanan. Demikian pula dalam satu golongan, energi ionisasi
pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari atomnya makin
kecil.
3.
Elektronegatif
Elektronegatif adalah kemampuan atom untuk menangkap
elektron dari atom lain. Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan
elektronegatifnya sebagai berikut.
a. Unsur-unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah
elektronegatifnya akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena gaya tarik inti
yang makin lemah, sehingga sukar menarik elektron dari luar.
b. Unsur-unsur dalam satu periode, elektronegatifnya semakin
ke kanan akan semakin besar. Hal ini terjadi karena gaya tarik inti yang makin
kuat, sehingga mudah menarik elektron dari luar.
Unsur dalam satu perioda mempunyai jari-jari atom makin
kecil dari kiri ke kanan. Akibatnya, daya tarik inti terhadap elektron kulit
terluar (termasuk pasangan elektron yang dipakai bersama) juga bertambah dari
kiri kekanan. Keelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari bawah ke atas
juga karena pertambahan jari-jari atomnya.
Nilai keelektronegatifan berguna untuk menentukan
kecenderungan pasangan elektron dalam ikatan. Jika perbedaannyabesar, pasangan
itu cenderung ke atom yang keelektronegatifan nya lebih besar sehingga ikatan
bersifat polar. Akan tetapi jika perbedaan itu kecil sekali, maka pasangan
elektron berada ditengah dan tidak polar.
4.
Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta
dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam
tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat
logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas
unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan
logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga
diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur
yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
Sifat-sifat
periodik unsur berdasarkan sifat logamnya sebagai berikur.
- Sifat logam pada
unsur-unsur satu golongan pada tabel sistem periodik, semakin ke bawah semakin
besar karena makin mudah melepaskan elektron (gaya tarik inti makin lemah).
- Sebaliknya, dalam satu periode, semakin ke kanan sifat
logamnya akan makin berkurang, karena makin sulit melepaskan elektron.
5.
Reaktivitas
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada
system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan
elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas
atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan
VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan
menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.
6.
Afinitas
Elektron
Afinitas
elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom
menerima elektron.
Jika ion
negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu
disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda
negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada
unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas
elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu
periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti
terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari
luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu
golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik
inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron
dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil
2.5
Unsur Logam,
Non Logam, dan Methaloid
2.5.1
Unsur Logam
Logam adalah unsur yang memiliki
sifat mengkilap dan umumnya merupakan penghantar listrik dan penghantar panas
yang baik. Unsur-unsur logam umumnya berwujud padat pada suhu dan tekanan
normal, kecuali raksa yang berwujud cair. Pada umumnya unsur logam dapat
ditempa sehingga dapat dibentuk menjadi bendabenda lainnya.
Unsur-unsur logam
Nama
Indonesia
|
Nama
Latin
|
Lambang
Unsur
|
Bentuk
Fisik
|
aluminium
|
Aluminium
|
Al
|
padat, putih keperakan
|
barium
|
Barium
|
Ba
|
padat, putih keperakan
|
besi
|
Ferrum
|
Fe
|
padat, putih keperakan
|
emas
|
Aurum
|
Au
|
padat, berwarna kuning
|
kalium
|
Kalium
|
K
|
padat, putih keperakan
|
kalsium
|
Calsium
|
Ca
|
padat, putih keperakan
|
kromium
|
Chromium
|
Cr
|
padat, putih keperakan
|
magnesium
|
Magnesium
|
Mg
|
padat, putih keperakan
|
mangan
|
Manganium
|
Mn
|
padat, putih abu-abu
|
natrium
|
Natrium
|
Na
|
padat, putih keperakan
|
nikel
|
Nickelium
|
Ni
|
padat, putih keperakan
|
2.5.2
Unsur Non Logam
Unsur nonlogam adalah unsur yang tidak memiliki sifat
seperti logam. Pada umumnya, unsur-unsur nonlogam berwujud gas dan padat pada
suhu dan tekanan normal. Contoh unsur nonlogam yang berwujud gas adalah
oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur nonlogam yang berwujud padat adalah
belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat nonlogam biasanya keras dan
getas. Unsur nonlogam yang berwujud cair adalah bromin. Perhatikan contoh unsur
nonlogam berikut:
Unsur-unsur
non logam
Nama
Indonesia
|
Nama
Latin
|
Lambang
Unsur
|
Bentuk
Fisik
|
belerang
|
Sulfur
|
S
|
padat, kuning
|
bromin
|
Bromium
|
Br
|
cair, cokelat kemerahan
|
fluorin
|
Fluorine
|
F
|
gas, kuning muda
|
fosforus
|
phosphorus
|
P
|
padat, putih dan merah
|
helium
|
Helium
|
He
|
gas, tidak berwarna
|
hidrogen
|
hydrogenium
|
H
|
gas, tidak berwarna
|
karbon
|
Carbonium
|
C
|
padat, hitam
|
klorin
|
Chlorine
|
Cl
|
gas, kuning kehijauan
|
neon
|
Neon
|
Ne
|
gas, tidak berwarna
|
nitrogen
|
nitrogenium
|
N
|
gas, tidak berwarna
|
oksigen
|
Oxygenium
|
O
|
gas, tidak berwarna
|
silikon
|
Silicium
|
Si
|
padat, abu-abu mengkilap
|
iodin
|
Iodium
|
I
|
padat, hitam (uapnya berwarna
ungu)
|
2.4.3
Unsur Semi
Logam (Methaloid)
Selain unsur logam dan nonlogam ada juga unsur semilogam
atau yang dikenal dengan nama metaloid. Metaloid adalah unsur yang memiliki
sifat logam dan nonlogam. Unsur semilogam ini biasanya bersifat semikonduktor.
Apakah yang dimaksud semikonduktor? Bahan yang bersifat semikonduktor tidak
dapat menghantarkan listrik dengan baik pada suhu yang rendah, tetapi sifat
hantaran listriknya menjadi lebih baik ketika suhunya lebih tinggi.
Unsur-unsur
semi logam
Nama
Indonesia
|
Nama
Latin
|
Lambang
Unsur
|
Bentuk
Fisik
|
boron
|
boronium
|
B
|
padat, kecokelatan
|
silikon
|
Silicium
|
Si
|
padat, abu-abu mengkilap
|
germanium
|
germanium
|
Ge
|
padat, abu-abu mengkilap
|
arsen
|
arsenium
|
As
|
padat, abu-abu mengkilap
|
antimon
|
Stibium
|
Sb
|
padat, abu-abu mengkilap
|
tellurium
|
tellurium
|
Te
|
padat, keperakan
|
polonium
|
polonium
|
Po
|
padat, keperakan
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan yang
dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwaOrang pertama yang menyusun tabel periodik
unsur adalah johan W. Dobereiner. Susunannya didasarkan pada massa atom yang
didasarkan pada teori atom Dalton. Selain itu, perkembangan sistem periodik
unsur ini diikuti oleh cara perkembangannya yang terdiri dari sistem Dobreiner,
Mendeleyev, dan hukum Oktaf Newland. Tabel periodik unsur ini ditemukan dengan
berbagai macam unsur karena adanya berbagai sifat-sifat yang terkandung dalam
periodik unsur, sekaligus tabel periodik unsur terdiri dari golongan utama
maupun golongan transisi.
3.2
Saran
Dari semua pembahasan
materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman bisa mengerti lagi
tentang sistem periodik unsur ini, dan semoga teman-teman memperoleh manfaat
yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada terdapat kekurangan terhadap materi
kami, kami mohon maaf, terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami
materi kami.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Sistem Periodik Unsur Modern. http://blogmipa-
kimia.blogspot.co.id/2017/04/sistem-periodik-unsur-modern.html (Diakses
pada 13 Oktober 2017 pukul 06:30)
Almal, Hanaja. 2014. Sejarah Perkembnagan Sistem Periodik Unsur
serta .
(Diakses pada 13 Oktober 2017 pukul 06:30)
Dinar, Fadil. 2012. Sistem Periodik Unsur. https://polarisasi.wordpress.com
/materi-kimia-kelas-x/siatem-periodik-unsur/ (Diakses
pada 13 Oktober
2017 pukul 06:30)
Fadil, kakang. 2011. Unsur Logam, Non Logam, dan Unsur Semi
Logam.
http://xsact.blogspot.co.id/2011/12/unsur-logam-non-logam-semi-logam.html (Diakses
pada 13 Oktober 2017 pukul 06:30)
Ilhami, Damil. 2013. Makalah Sistem Periodik Unsur (Kimia
Anorganik).
(Diakses pada 13 Oktober 2017 pukul 06:30)
Komentar
Posting Komentar